“Setiap perbuatan yang baik, tidak diawalai dengan bacaan basmalah (sebelum melakukan aktivitas). Maka, amal perbuatan itu putus ( tidak sampai kepada Allah)—berkurang atau sedikit berkah”. (Khobar Rasulullah)
Ada banyak alasan para ulama kenapa menempatkan kalimat “Bismillahirohmanirrahim” sebagai awal pembuka dari pembahasan atau aktivitasnya. Namun dari sekian alasan itu, yang paling popular ada dua”
Pertama, mereka mengatakan bahwa, “Basmallah” harus selalu yang pertama diucapkan atau ditulis karena menghormati atau mengikuti gaya bahasa sastra di dalam al-Quran—alasan ini memang khusus dalam pengarangan kitab atau tulisan—Sebagaimana setiap surat di dalam al-Quran selalu diawali dengan basmallah kecuali surat at-Taubah [9]. Seperti menurut Ibnu ‘Aqil, “Semua itu dilakukan karena menghormati al-Quran semata” (iqtidaan lilkitabil’aziz).
Alasan kedua, karena ada khobar Rasulullah Saw yang memerintahkan agar setiap aktivitas hendaknya diawali dengan membaca basmallah. Sebagaimana kutipan hadits diatas. Yang jadi pertanyaan, bukan kenapa basmallah harus selalu diucapkan atau dibaca sebagai pembuka aktivitas. Tapi, ada apa (barangkali: rahasia) dengan basmallah, sehingga kalimat itu harus dibaca dalam memulai segala aktifitas?
“Isti’anah”
Dalam menanggapi hal ini, kiranya kita bisa sedikit membuka dan menguak “rahasia huruf ba” di dalam lafadz Basmalaah melalui pendekatan sastra bahasa al-Quran yang diantaranya “ilmu Nahwu”. Di dalam Khosyiyatul-Khudhori syarh (menjelaskan) alfiyah Ibnu Malik sebagai salah satu kitab alat—metode cara membaca tulisan arab—menerangkan, bahwa “ba” di dalam lafadz bismillahirroh-manirrahim mempunyai beberapa makna diantaranya isti’anah.
Isti’anah arti sederhananya adalah “meminta pertolongan”. Sudah barang tentu permohonan pertolongan ini ditujukan kepada Allah, karena hanya Dia yang Maha Pemberi pertolongan. Jadi, apabila kita membaca basmallah dalam mengawali segala sesuatu. Maka, sesungguhnya selama kita mengerjakan aktivitas itu, selama itu pula Allah akan menolongkan kita dengan memberikan kemudahan jika itu suatu kesukaran. Dan, Allah akan memberi pertolongan berupa jawaban atau solusi jika itu suatu persoalan.
Itulah, mengapa Rasulullah menganjurkan kepada umatnya agar selalu membaca basmallah. Bahkan—bukannya beliau keras—Rasulullah mengancam umat Islam yang tidak membaca basmallah setiap kali memulai pekerjaanya dengan mengatakan, “Setia perbuatan yang baik, tidak diawalai dengan bacaan basmalah (sebelum melakukan aktivitas). Maka, amal perbuatan itu putus—berkurang pahalanya atau sedikit berkah”.
Bayangkan, jika perbuatan ini berupa amal soleh seperti menolong orang, bersedekah, puasa, zakat atau perbuatan ihsan lainnya. Jika kita lupa atau memang tidak membaca basmallah, maka amal kita itu sedikitnya akan rugi. —dengan tidak mengatakan sia-sia—karena berkah atau pahalanya berkurang—dengan tidak mengatakan hilang.
Oleh karena itu, membiasakan diri membaca basmallah di dalam memulai segala perbuatan yang akan kita kerjakan, harus kita lakukan dari sekarang. Apa yang di anjurkan oleh Rasulullah, sudah barang tentu kebenaranya. Di samping itu, dengan membaca basmallah ketenangan, konsentrasi serta kemudahan pasti akan kita dapatkan. Sebab, Allah akan menolong kita sebagaimana alasan diatas.
Di sisi lain, membaca basmallah akan membuka kesadaran kita, bahwa segala sesuatu itu telah Allah kuasi dan tentukan. Jadi, berhasil, baik-bagusnya proses yang kita jalani senantiasa akan dikembalikan kepada Allah, dan hal ini sudah barang tentu upaya peningkatan kesadaran keimanan. Bagaimana tidak? mengingat (dzikir) kepada Allah adalah “ibadah”, kendati itu dilakukan dalam bekerja dan hanya dirasakan di dalam hati.
Terlebih lagi, membaca basmallah, berarti kita telah merealisasikan dzikir kita itu terhadap perbuatan, bukan semata ucapan dan ingatan. Maka, sangatlah efektif basmllah di baca sebelum memulai pekerjaan kita. Wallahu A’lam[]
0 komentar:
Posting Komentar